Senin, 24 November 2014

Susu Berkarat



SUSU BERKARAT
Oleh
 Muhammad Syamsul Arifin (13030174073)
“Tak ada di dunia ini yang mengharapkan kesialan mendatanginya, kita hanya waspada terhadap kesialan itu, walaupun kita sudah berhati hati tapi ada saja waktu dimana kita teledor akan sesuatu yang akan mengakibatkan kesialan itu terjadi.”

Petok petok petok suara yang menyambut mbok Jamilah dari mimpi panjangnya, dan sesegera dia bangun dari tempat tidurnya dan melaksanakan sholat subuh bersama anaknya. “Mak, apakah emak tidak mau lagi menikah lagi?” sambut anaknya setelah sholat subuh, terkejut mbok jamilah terhadap perkataan anaknya yang bernama Jaka, maklum mbok Jamilah adalah seorang janda yang sudah berusia cukup tua yaitu 55 tahun, bentuk tubuhnya sudah tak se seksi waktu dia masih muda dan wajahnya tak lagi mengkerat, mungkin tak seorang pun yang terpikat padanya, dia ditinggal ke surga oleh suaminya. Tidak nak jawab mbok Jamila, tapi Joko mengharapkan ada seseorang yang bekerja untuk keluarganya, maklum mbok Jamila perempuan yang membiayai kehidupan dia dan anaknya yang bernama Joko.
****
Mbok jamila bekerja di warung makan yang dia miliki sehingga cukup untuk memenuhi kehidupannya, suatu ketika ada seorang pelanggan warung yang tak biasa seperti pelanggan yang lainnya, dia memandang mbok Jamila seperti ada sesuatu yang mau dia katakan, tak lama kemudian mbok Jamila risih terhadap apa yang dilakukan pemuda itu, lalu mbok Jamila menghampirinya dan berkata”kamu kenapa memandang saya seperti itu?” sang pemuda pun dengan gagapnya menjawab “a a aku hanya ingin tahu siapa nama mu?, dengan tegas mbok Jamila berkata” untuk apa engkau tahu nama ku? Kau cukup datang ke warungku dan memesan makanan lalu membayarnya” ucapan tegas dan keras dari mbok Jamila tak membuat pemuda itu takut, lalu pemuda itu membayar makanannya dan dia pergi meninggalkan warungnnya.
****
Keesokan paginya mbok Jamila pulang dari berbelanja di pasar membawa barang belanjaanya yang cukup banyak dengan bersepeda motoran, sampai di depan rumah mbok Jamilah memanggil joko,” joko joko bantu Mak turunin ini barang”, berkali kali mbok Jamila memanggil Joko tak ada sautan dari Joko, namun di sudut jalan ada seorang pemuda, mbok Jamila pun langsung memanggil nya “ le le tolong ibuk turunin ini barang” pemuda itu pun segera menghampiri mbok Jamila dan ternyata pemuda itu adalah orang yang kemarin di bentak sama mbok Jamila, di saat pemuda itu membantu mbok Jamila, tak sengaja dia memegang tangan mbok Jamila dan saling memandang, apa daya hati mbok Jamila ter enyuh dan merasakan getar getar rasa.
****
Selesai membantu mbok Jamila, pemuda itu di suruh masuk ke warung mbok Jamila dan terjadilah percakapan diantara mereka berdua. Maaf kalau boleh tau mbak ini siapa ya namanya? Pemuda itu berkata, mbok Jamila dengan suara santun dan lembut mbok jamila berkata” jangan panggil aku mbak, panggil aku ibu saja, maklum usia ku tak lagi muda, nama ku siti Jamila, mendengar suara yang berbeda dari mbok Jamila, pemuda itu tersenyum dan ada rasa di hati pemuda itu yang mulai dari kemari dia rasakan, mbok Jamila pun bertanya” Siapa nama mu? Dengan senyuman manisnya, pemuda itu pun menjawab dengan groginya” aku Jiji...ttoooo” dan akhirnya mereka berbincang-bincang dengan akrabya.
****
Mengetahui mbok Jamila dari beberapa warga, mas Jito berniat menikah dengan mbok Jamila yang berusia 55 tahun sedeangkan mas Jito sendiri berusia 30 tahun yang masih perjaka alias belum menikah, disisi lain mas Jito ada tuntutan untuk menikah karena dia teringat dengan bapak nya yang memberi wasiat” Menikah lah sebelum umur 31 tahun jito walaupun dengan janda” ,teringat akan hal itu mas Jito memberanikan diri untuk melamar mbok Jamila.
****
Pagi hari yang cerah mas Jito pergi ke warung mbok Jamila bersama keluarganya, “mau pesen apa mas jito”sapaan yang begitu lembut dari mbok Jamila, mas Jito dengan suara lembutnya berkata“aku kesini tidak untuk makan, tapi ada satu hal yang ingin ku sampaikan kepada mbak Jamila, Mbok Jamila” terus mas Jito mau apa?(dengan hati yang berdetak lebih kencang), mas Jito”aku kesini mau melamar mu sebagai istriku?”, mbok Jamila”aku sudah tua, usia ku sudah 55 tahun dan aku seorang janda”, mas Jito”tak apa bagiku semua kuterima kekurangan mu dan kelebihanmu”, dan pada akhirnya mereka menikah, tapi disisilain keluarga mas Jito kurang setuju terhadap pernikahan yang beda usia cukup jauh, tapi mereka menerima karena ada wasiat dari bapak mas Jito yang sudah meninggal.
****
Pernikahannya diselenggarakan dengan sederhana tanpa ada acara terima tamu, cuma acara selametan dengan Jenang asli jawa yang dibagikan sekitar tetangga mas Jito dan tetangga mbok Jamila. Mbok Jamila memang tidak cantik seperti dulu tapi mas Jito menerima dia apa adanya dan dia pun tidak sekuat dulu lagi tapi dia masih kuat untuk melakukan hubungan intim dengan mas Jito.
****
Malam pertama mas Jito dengan mbok Jamila seperti para penganti, masih malu malu kucing, dengan memberanikan diri mas Jito mengajak mbok Jamila berhubungan intim, ibu saut mas Jito, iya Pak, saut as Jito, Mas Jito” aku tunggu di tempat kasur”, mbok Jamila” Enggeh Pak, tunggu sebenatar mau ganti pakaian, dengan hati yang gemetar cukup cepat karena mbok Jamila tidak melakukan hubungan intim sejak suaminya meninggal 15 tahun yang lalu, mbok Jamila menhhampiri mas Jito, dan terjadi hubungan intim yang sangat dahsyat, tapi di dalam hubungan intimnya itu mbok Jamila merasa tidak seperti biasanya, karena payudara nya atau susunya itu di remas remas dan di emut emut oleh mas Jito, dan terjadilah hubungan intim antara keduanya.
****
Hari kedua setelah pernikahan, mas Jito berbelanja ke pasar untuk mengisi beberapa barang yang ada di warung, catatan barang berbelanjaanya yaitu 5 susu kaleng putih, 10 kg beras, 2 kg gula, kopi 1 kg, 3 kardus mie, dan jajanan jananan. Setelah berbelanha mas Jito langsung tidur siang, dan mbok Jamila menunggu di warung dan menata barang berbelanjaanya. Setelah mas Jito bangun, mbok Jamila menyiapkan satu gelas susu putih dan makanan untuk suaminya.
****
Tak lama setelah mas Jito meminum susu dan menyantap makanannya, mas Jito terkapar dikamarnya dan busa di mulutnya, segera mbok Jamila memintak tolong kepada warga sekitar agar membawa mas Jito kerumah sakit, setelah menunggu beberapa jam ada dokter memberi kabar bahwa keadaan mas Jito kritis dan dia kritis karena keracunan susu, mbok Jamila pun berdoa agar cepat sembuh, tapi di dalam hatinya dia masih bertanya tanya”dia keracunan apa ya? Apa karena mas Jito mengemut susu ku? Waktu hubungan intim?, tapi tidak mungkin karena keracunan susuku”.
****
Pada akhirnya dokter mengabarkan ke keluarganya bahwa mas Jito keracunan susu yang sudah kadal luarsa dan susunya mengandung virus, mbok Jamila teringat bahwa dia pernah memberikan susu kepada mas Jito dan sesegera dia mengecek susu kaleng tersebut dan dia menemukan bahwa susu kalengnya berkarat, dan semua yang dibayangka mbok Jamila salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar