SUSU BERKARAT
Oleh
Muhammad Syamsul Arifin (13030174073)
“Tak ada di dunia ini yang mengharapkan kesialan
mendatanginya, kita hanya waspada terhadap kesialan itu, walaupun kita sudah
berhati hati tapi ada saja waktu dimana kita teledor akan sesuatu yang akan mengakibatkan
kesialan itu terjadi.”
Petok petok
petok suara yang menyambut mbok Jamilah dari mimpi panjangnya, dan sesegera dia
bangun dari tempat tidurnya dan melaksanakan sholat subuh bersama anaknya.
“Mak, apakah emak tidak mau lagi menikah lagi?” sambut anaknya setelah sholat
subuh, terkejut mbok jamilah terhadap perkataan anaknya yang bernama Jaka,
maklum mbok Jamilah adalah seorang janda yang sudah berusia cukup tua yaitu 55
tahun, bentuk tubuhnya sudah tak se seksi waktu dia masih muda dan wajahnya tak
lagi mengkerat, mungkin tak seorang pun yang terpikat padanya, dia ditinggal ke
surga oleh suaminya. Tidak nak jawab mbok Jamila, tapi Joko mengharapkan ada
seseorang yang bekerja untuk keluarganya, maklum mbok Jamila perempuan yang
membiayai kehidupan dia dan anaknya yang bernama Joko.
****
Mbok jamila
bekerja di warung makan yang dia miliki sehingga cukup untuk memenuhi
kehidupannya, suatu ketika ada seorang pelanggan warung yang tak biasa seperti
pelanggan yang lainnya, dia memandang mbok Jamila seperti ada sesuatu yang mau
dia katakan, tak lama kemudian mbok Jamila risih terhadap apa yang dilakukan
pemuda itu, lalu mbok Jamila menghampirinya dan berkata”kamu kenapa memandang
saya seperti itu?” sang pemuda pun dengan gagapnya menjawab “a a aku hanya
ingin tahu siapa nama mu?, dengan tegas mbok Jamila berkata” untuk apa engkau
tahu nama ku? Kau cukup datang ke warungku dan memesan makanan lalu
membayarnya” ucapan tegas dan keras dari mbok Jamila tak membuat pemuda itu
takut, lalu pemuda itu membayar makanannya dan dia pergi meninggalkan
warungnnya.
****
Keesokan
paginya mbok Jamila pulang dari berbelanja di pasar membawa barang belanjaanya
yang cukup banyak dengan bersepeda motoran, sampai di depan rumah mbok Jamilah
memanggil joko,” joko joko bantu Mak turunin ini barang”, berkali kali mbok
Jamila memanggil Joko tak ada sautan dari Joko, namun di sudut jalan ada
seorang pemuda, mbok Jamila pun langsung memanggil nya “ le le tolong ibuk
turunin ini barang” pemuda itu pun segera menghampiri mbok Jamila dan ternyata
pemuda itu adalah orang yang kemarin di bentak sama mbok Jamila, di saat pemuda
itu membantu mbok Jamila, tak sengaja dia memegang tangan mbok Jamila dan
saling memandang, apa daya hati mbok Jamila ter enyuh dan merasakan getar getar
rasa.
****
Selesai
membantu mbok Jamila, pemuda itu di suruh masuk ke warung mbok Jamila dan
terjadilah percakapan diantara mereka berdua. Maaf kalau boleh tau mbak ini
siapa ya namanya? Pemuda itu berkata, mbok Jamila dengan suara santun dan
lembut mbok jamila berkata” jangan panggil aku mbak, panggil aku ibu saja,
maklum usia ku tak lagi muda, nama ku siti Jamila, mendengar suara yang berbeda
dari mbok Jamila, pemuda itu tersenyum dan ada rasa di hati pemuda itu yang
mulai dari kemari dia rasakan, mbok Jamila pun bertanya” Siapa nama mu? Dengan
senyuman manisnya, pemuda itu pun menjawab dengan groginya” aku Jiji...ttoooo”
dan akhirnya mereka berbincang-bincang dengan akrabya.
****
Mengetahui
mbok Jamila dari beberapa warga, mas Jito berniat menikah dengan mbok Jamila
yang berusia 55 tahun sedeangkan mas Jito sendiri berusia 30 tahun yang masih
perjaka alias belum menikah, disisi lain mas Jito ada tuntutan untuk menikah
karena dia teringat dengan bapak nya yang memberi wasiat” Menikah lah sebelum
umur 31 tahun jito walaupun dengan janda” ,teringat akan hal itu mas Jito
memberanikan diri untuk melamar mbok Jamila.
****
Pagi hari yang
cerah mas Jito pergi ke warung mbok Jamila bersama keluarganya, “mau pesen apa
mas jito”sapaan yang begitu lembut dari mbok Jamila, mas Jito dengan suara
lembutnya berkata“aku kesini tidak untuk makan, tapi ada satu hal yang ingin ku
sampaikan kepada mbak Jamila, Mbok Jamila” terus mas Jito mau apa?(dengan hati
yang berdetak lebih kencang), mas Jito”aku kesini mau melamar mu sebagai
istriku?”, mbok Jamila”aku sudah tua, usia ku sudah 55 tahun dan aku seorang
janda”, mas Jito”tak apa bagiku semua kuterima kekurangan mu dan kelebihanmu”,
dan pada akhirnya mereka menikah, tapi disisilain keluarga mas Jito kurang
setuju terhadap pernikahan yang beda usia cukup jauh, tapi mereka menerima
karena ada wasiat dari bapak mas Jito yang sudah meninggal.
****
Pernikahannya
diselenggarakan dengan sederhana tanpa ada acara terima tamu, cuma acara
selametan dengan Jenang asli jawa yang dibagikan sekitar tetangga mas Jito dan
tetangga mbok Jamila. Mbok Jamila memang tidak cantik seperti dulu tapi mas
Jito menerima dia apa adanya dan dia pun tidak sekuat dulu lagi tapi dia masih
kuat untuk melakukan hubungan intim dengan mas Jito.
****
Malam pertama
mas Jito dengan mbok Jamila seperti para penganti, masih malu malu kucing,
dengan memberanikan diri mas Jito mengajak mbok Jamila berhubungan intim, ibu
saut mas Jito, iya Pak, saut as Jito, Mas Jito” aku tunggu di tempat kasur”,
mbok Jamila” Enggeh Pak, tunggu sebenatar mau ganti pakaian, dengan hati yang gemetar
cukup cepat karena mbok Jamila tidak melakukan hubungan intim sejak suaminya
meninggal 15 tahun yang lalu, mbok Jamila menhhampiri mas Jito, dan terjadi
hubungan intim yang sangat dahsyat, tapi di dalam hubungan intimnya itu mbok
Jamila merasa tidak seperti biasanya, karena payudara nya atau susunya itu di
remas remas dan di emut emut oleh mas Jito, dan terjadilah hubungan intim
antara keduanya.
****
Hari kedua
setelah pernikahan, mas Jito berbelanja ke pasar untuk mengisi beberapa barang
yang ada di warung, catatan barang berbelanjaanya yaitu 5 susu kaleng putih, 10
kg beras, 2 kg gula, kopi 1 kg, 3 kardus mie, dan jajanan jananan. Setelah
berbelanha mas Jito langsung tidur siang, dan mbok Jamila menunggu di warung
dan menata barang berbelanjaanya. Setelah mas Jito bangun, mbok Jamila
menyiapkan satu gelas susu putih dan makanan untuk suaminya.
****
Tak lama
setelah mas Jito meminum susu dan menyantap makanannya, mas Jito terkapar
dikamarnya dan busa di mulutnya, segera mbok Jamila memintak tolong kepada
warga sekitar agar membawa mas Jito kerumah sakit, setelah menunggu beberapa
jam ada dokter memberi kabar bahwa keadaan mas Jito kritis dan dia kritis
karena keracunan susu, mbok Jamila pun berdoa agar cepat sembuh, tapi di dalam
hatinya dia masih bertanya tanya”dia keracunan apa ya? Apa karena mas Jito
mengemut susu ku? Waktu hubungan intim?, tapi tidak mungkin karena keracunan
susuku”.
****
Pada akhirnya
dokter mengabarkan ke keluarganya bahwa mas Jito keracunan susu yang sudah
kadal luarsa dan susunya mengandung virus, mbok Jamila teringat bahwa dia
pernah memberikan susu kepada mas Jito dan sesegera dia mengecek susu kaleng
tersebut dan dia menemukan bahwa susu kalengnya berkarat, dan semua yang
dibayangka mbok Jamila salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar